
Air Terjun Solor
Air terjun ini sebenernya tidak bernama sih. Berhubung berada di dekat daerah yang disebut Solor. Maka biar mudah menyebutnya, saya sebut Air Terjun Solor. Masih berada di Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso Jawa Timur.
********
Oh iya, artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel Situs Megalitikum Batu So’on Solor Bondowoso yang sekitar satu tahun lalu saya tulis.
Whaaatttt !!! Satu tahun website-nya ga pernah di-update. Uda banyak sarang laba-labanya dong! Ya begitulah, harap maklum yak arena laptop lagi rusak. Mau nulis lewat handphone agak males, soalnya kurang puas dan lega menulis dan liatnya. Offer all, maaf ya para pembaca. T_T
Ok next! Kita lanjut ceritanya.
********
Setelah cabut dari Situs Megalitikum Batu So’on, kami diajak untuk mengunjung sebuah air terjun yang jarang orang tahu dan kenal.
Seorang dokter yang mengabdikan diri untuk melayani masyarakat yang berada di daerah pedalaman sana sangat berantusias mengajak kami ke sana. Dokter ini mengendarai sepeda trail yang memang cocok untuk medan yang kami lalui.
Kami tahu bahwa ada salah satu orang dokter dari rombongan ini setelah kami beristirahat sebentar untuk berhenti di sebuah warung yang ada di sana. Sambil makan gorengan dan teh atau kopi hangat, kami saling bercerita bertukar pengetahuan dan pengalaman.
Medan yang kami lalui basah dan licin karena bekas dari hujan yang sudah turun sejak tadi pagi. Berhubung saya dan Alfons mengendari sepeda motor bebek yang standar, akhirnya kami tertinggal oleh rombongan yang lainnya.
Waduh cilakaakkk dua belas!!!

Medan yang harus dilewati
Kami mencoba-coba mencari dan menyusul mereka. Medannya sangat ekstrim ternyata, kami melalui jalan yang naik. Memasuki daerah pegunungan yang terjal dimana kanan kiri kami adalah jurang. Jalan hanya bisa dilewati satu motor saja. Ternyata untuk menuju air terjun ini harus memutari pegunungan. Jalan selain licin juga berbatu besar.

Jalan setapak
Dan leganya sudah terdengar suara air terjun, kami berhasil menyusul dan menemukan mereka. Fiuuuhhh!!!
Apakah sudah sampai air terjun? Belum gaes!!!
Kita harus berjalan kaki memutari sebuah bukit kecil untuk menuruni jurang sungai yang curam dan licin. Jika kalian melewati jalan ini, saya sarankan untuk berjalan bersama karena medan ini sangat berbahaya. Dibutuhkan kerja sama demi keselamatan bersama. Kalau hanya 1 atau dua orang saja, lebih baik mengurungkan niat menuju kemari untuk menikmati keindahannya.
Pengalaman pribadiku melewati jalan ini cukup mendebarkan, saya sempat terpeleset dan jatuh ke jurang sungai. Beruntung saya menarik tanaman yang berada di sekitarku untuk menghambat laju turun.
Yaaahh luka deh telapak tanganku!

Terluka gaes
Saat berada di pinggir sungai, lega rasanya. Air terjun sudah berada di depan mata. Air terjunnya cukup tinggi ternyata. Suasananya sejuk segar berhasil menjernihkan pikiranku yang sedang galau menghadapi kehidupan. Hahaha.

Sungai
PERINGATAAN!!! KITA TIDAK DIIJINKAN UNTUK MENIKMATI AIR YANG TEPAT BERADA DI BAWAH AIR TERJUN LANGSUNG.

PERINGATAN PENTING
Selain karena cukup disakralkan oleh masyarakat setempat, air terjun ini sudah menelan korban karena mandi di bawah air terjun. Oleh sebab itu, masyarakat membuat papan peringatan.
Airnya sangat segar khas pegunungan. Yuukkk mandi di sungai aja.
Brrrrrr dingin!!! Berhubung sudah bersusah payah untuk menuju kemari, jangan lewatkan untuk mengabadikan momen dengan berfoto ria. Baru kali ini perjalanannya membutuhkan perjuangan keras dan juga pemandangannya sangat indah meskipun langitnya agak mendung.

Ada pertapa ternyata. hahaha

Katanya sih buat photo profile

Ini rombongan kami

Mengusir galau

Air terjunnya cukup tinggi
Apakah perjuangannya selesai?
Belum.
Untuk kembali ke tempat motor, kami harus menaiki jurang sungai tadi. Emang sih tadi kita kan turun untuk ke sungai, sekarang kebalikannya dong. Beberapa kali saya berhenti, tanjakannya cukup menguras tenaga. Haduuuuhh!!!
Selepas di tempat motor. Saya langsung minum air yang banyak. Pakaian sudah cukup basah terkena keringat tercampur air hujan.
Berakhirlah perjalanan ini, beberapa teman kembali ke Bondowoso. Kami bertiga kembali ke Jember.
Perjalanan ini sangat berkesan. Sampai di rumah, badan sakit semua. Kalau orang Jember bilang, “awak e remek (badannya remuk)”. Hahaha…
See you gaes di cerita perjalanannya selanjutnya.
3 Mei 2015
nice photos
perjuangan yo buat kesininya
Keras iki level e