Dalam perjalanan yang ga jelas di Pulau Penang, eh tapi mulai jelas sih ketika sudah tiba di rumah Eason. Jelasnya apaan? Ya perjalanan kuliner lah!
Makan teruuuss!!! Muuu… Lemuuuu!!!
Meskipun Eason pada hari kedua belum bisa mengajak kita-kita jalan. Ya iya lah! Kan dia kerja. Ada pepatah yang mengatakan apa ya…….(lagi inget-inget). Apa ya?!
Hmmm ketemu!!!
“GOD SAVE TRAVELER”, katanya begitu. Jadi ga perlu kuatir saat berada di dalam perjalanan. Bener juga sih. Buktinya ada temen Eason yang bernama Aswin. Ia bahkan rela mengambil libur dari kerjaan di universitasnya hanya untuk menemani kami. Wuiihh keren kan!!!
BTW diperjelas dulu sebelum salah paham, aku bukan traveler sih. Cuma inget kata-kata di sebuah blog aja. Aku hanya orang yang jalan-jalan aja. Kalo menurutku sih “GOD SAVE EVERYONE”.
Hei Aswin! Kalau datang ke Jember dan sekitarnya, kabar-kabar aja ya! Sapa tau kita bisa nemenin seperti yang kamu lakukan.
“Buat pembaca yang ingin tau bagaimana awal ceritanya bisa baca di KLIA 2 – ASK ME! Diawali dengan DRAMA , Kuliner Khas Penang – Street Food Paradise of Asia [PART 1], dan Kuliner Khas Penang – Street Food Paradise of Asia [PART 2]“
Di tengah perjalanan dari Bayan Lepas menuju pusat George Town, kami berhenti di sebuah kuil yang rekomended banget deh untuk dikunjungi. Kuil Kek Lok Si namanya. Terletak di Air Itam kaki bukit Penang Hill, George Town, Pulau Penang. Cuaca di sana cukup panas, tempat parkir ke kuil cukup jauh. Naik undak-undak. Sehat juga sih buat peregangan otot paha dan betis.
Angin yang sejuk mengantarkan kami ke dalam kuil tapi sebelumnya mampir ke outlet yang menjual minuman, undak-undakannya lumayan menguras tenaga. Tampak umat Buddha yang sedang berdoa. Kuil ini diperuntukkan untuk umat Buddhisme Mahayana, Buddhisme Theravada, dan ritual tradisional Cina yang menyatu menjadi harmonis. Yang cukup menarik adalah adanya banyak pita-pita doa yang dijual kepada umat dan diletakkan pada “pohon” doa. Memang semuanya yang ada di sini dikomersilkan mengingat biaya pemeliharaan yang cukup mahal untuk komplek seluas 12,1 hektar. Jadi siapa saja boleh masuk ke sana, kecuali pada beberapa area khusus.
Kompleks kuil ini dibangun pada 1890 hingga 1930. Bukan waktu yang singkat kan! Patung-patung di sini ukurannya besar-besar dan berwarna keemasan. Ruang-ruang untuk berdoanya pun cukup banyak. Saat masuk ke sini, kami dikenyangkan dengan pemandangan arsitektur dan ornamen khas budaya Cina. Ada dua landmark dari Kuil Kek Lok Si ini yaitu Rama Pagoda dan Patung Perunggu Dewi Kwan Im.
Kami melewati taman-taman untuk menuju Rama Pagoda. Pagoda ini adalah simbol bersatunya keragaman etnis dan agama di negara ini. Ada 3 gaya arsitektur yang berbeda tapi terletak pada satu pagoda. Yaitu dasar segi delapan desain Cina dengan tingkat menengah dari desain Thailand, dan ujung kubah berwarna emas khas dari negara Myanmar. Raja Bhumibol dari Thailand ikut menyumbangkan patung besar Buddha, selain itu Raja Rama VI yang juga dari Thailand meletakkan “batu pertama” untuk pagoda. Nah itu lah alasannya kenapa diberi nama Rama Pagoda. Sayangnya pada saat kami ke sini, pagodanya sedang direnovasi sehingga pengunjung yang datang tidak bisa naik hingga ke lantai tertinggi di pagoda.
Menyusuri jalan dan lorong kuil, sampailah kami ke sebuah loket. Loket apaan tuh? Loket ini adalah menjual tiket untuk naik cable car ke patung perunggu raksasa Dewi Kwan Im. Namun jika mau berolahraga juga bisa saja memutari jalan menanjak ya silakan aja. Kami naik cable car aja ya. Bukan males sih tapi buat menghemat waktu aja. Halaahh alibi banget deh! Hahaha.
Patung perunggu Dewi Kwan Im berada di puncak kawasan Kuil Kek Lok Si ini. Patung-patung dan pondasinya juga sangat besar. Di saat jalan ke dalam sebuah ruangan, aku menemukan sebuah artikel menarik yang ditempel pada sebuah pilar. Artikel ini menyebutkan bahwa Penang rekomended untuk dikunjungi terutama mencicipi kulinernya. OK done! Kulinerannya uda selesai meskipun gak semuanya dicobain.
Di dekat kawasan patung perunggu raksasa, ada taman keren untuk mengambil gambar. Taman ini berisi ornamen tentang kura-kura yang melambangkan panjang umur. Namun setelah kami turun lagi dengan menggunakan cable car juga (pastinya), ternyata ada taman yang jauh lebih keren dan memiliki ornamen kura-kura yang lebih banyak. Di dekat taman ini juga memiliki tempat yang dapat kamu naiki lantai di atasnya untuk melihat pemandangan kota Penang yang keren. Sayangnya saat kami ke sana, cuacanya lagi berawan dan mendung. ZONK!!!
Sebelum kami melanjutkan perjalanan ke pusat George Town, Aswin mengajak kami ke belakang kuil. Ada tempat penampung kura-kura yang banyak. Mereka melestarikan kura-kura dengan berharap dapat memiliki keberuntungan dan umur panjang seperti kura-kura.
Nah itulah sedikit dari beberapa catatanku tentang Kuil Kek Lok Si yang ada di Penang, Malaysia. Keren banget untuk dikunjungi kembali. Tentunya juga untuk bertemu kembali dengan orang-orang baik seperti Eason, Aswin, dan keluarga maupun teman-temannya.
JT 14 16May
Wow looks like a totally amazing place!
Yes, it is.
Wah ternyata kuil ini sudah lama ya dibuatnya. Kirain termasuk kuil baru. Waktu ke Penang gak sempat mampir ke kuil satu ini, karena nyasar dan memang tujuannya mau langsung ke Penang Hill.
Tfs Ron 🙂
Wah kebalikan dengan aku yang kurang interest dengan Penang Hill. Hahaha
Ya Penang Hill yang bikin penasaran cuma kereta nya aja sih. Serem-serem ajib, melaju naik dan turun di lerengan bukit seperti itu, takut rem nya blong 😀
Serem-serem ajib!!! Bisa serem beneran! Hahaha
waktu itu gk kesini
Waaahhh. Emangnya kemana aja?
penangnya aja