Watu Ondo adalah salah satu magnet yang menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi Jember. Terletak di Kabupaten Jember tepatnya di Kecamatan Tempurejo. Untuk lebih mudahnya bisa mengunjungi Perkebunan Kotta Blater terlebih dahulu. Saat aku masih kecil perkebunan ini terkenal hingga ke mancanegara berkat produksi kakao (bahan baku coklat), namun kini produksi kakao tak sebanyak dahulu. Lalu lalang pelajar di pagi hari dengan sepeda juga mulai berkurang karena sudah banyak yang pakai sepeda motor. Jaman sudah berubah.
Bagi wisatawan yang belum mengenal jalan khususnya di Jember bagian Selatan, bisa saja melewati jalan ke pusat Kecamatan Ambulu kemudian memilih jalan ke arah Timur dengan papan petunjuk jalan yang bertuliskan Kotta Blater. Ada beberapa portal yang harus dilewati saat memasuki perkebunan itu. Cukup katakan dengan ramah dan sopan tentang maksud dan tujuan mengapa memasuki perkebunan. Jalan di dalam perkebunan tak semulus aspal saat melewati Ambulu-Kotta Blater, jadi siapkan kendaraan yang tepat dalam menghadapi jalanan tanah dan batu-batuan.
Untuk menuju Watu Ondo, kita harus melewati perumahan yang dihuni oleh pekerja perkebunan berplat merah ini. Sebuah banner besar sudah menyambut wisatawan yang menunjukkan mereka sudah sampai di jalur berjalan kaki (trekking). Lahan parkir sudah disiapkan oleh warga sekitar yang tergabung dalam perkumpulan pemuda-pemuda masjid. Dari namanya saja sudah jelas jika lahan parkir terletak di dekat masjid.
Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati kebun karet. Tempat penampungan getah karet yang ada di pohon-pohon karet menjadi pemandangan yang unik bagi wisatawan yang umumnya berdomisili di daerah perkotaan atau daerah lain yang tidak terdapat kebun karet. Hingga pada akhirnya aku dan Yudha harus berhenti sejenak pada sebuah perbatasan antara perkebunan dengan taman nasional. Kami juga bertemu dengan Maya dan Devi yang bolos sekolah demi mengunjungi Watu Ondo.
Cucuk Hariyanto. Beliau adalah petugas dari Taman Nasional Meru Betiri yang sudah bertahun-tahun mengabdikan diri pada lembaga kehutanan negara ini. Sudah 3 minggu ini sejak sekitar 20 April 2015 lalu diberi mandat untuk menarik retribusi tiket masuk Rp 3.000,- per orang yang dialokasikan sebagai penerimaan pemerintah bukan pajak. Tak mudah menjadi seorang petugas yang tiba-tiba penarik retribusi. Memang pada awalnya untuk mengunjungi Watu Ondo belum dikenakan tiket masuk, hal ini karena kurangnya personel taman nasional yang mengawasi lahan negara yang sangat luas. Penarikan tiket masuk dan pendataan ini adalah antisipasi positif dari taman nasional dalam mengawasi dan mengendalikan wisatawan yang sedang berkunjung.
Penarikan tiket masuk ini juga didukung dengan pembenahan infrastruktur di jalur trekking, meskipun pembenahannya masih dalam skala kecil dan sederhana. Pembenahan yang tampak adalah jalur pejalan yang sudah rapi dari ranting-ranting dan semak belukar, ada tali penopang di lintasan yang agak curam, jalan yang licin diberi lubang kecil untuk tempat pijakan, dan karung-karung tempat sampah di salah satu sudut air terjun.
Betul, Watu Ondo adalah kawasan air terjun yang berada di taman nasional. Untuk mencapai air terjun kita harus menyusuri jalan setapak dan sungai. Air yang mengalir terasa segar dan jernih. Batuan kapur dan pohon raksasa adalah kombinasi yang apik dalam menyerap dan menyaring air. Untuk keselamatan wisatawan, disarankan mencari tempat wisata lain jika musim penghujan tiba. Perlu diingat, jalanan yang licin berlumpur dan air terjun tersebut berada dalam kawasan hutan yang liar.
Sebenarnya Watu Ondo adalah nama dari salah satu dari 3 air terjun yang ada di kawasan ini. Untuk memudahkan wisatawan mengenal kawasan ini, maka Watu Ondo lebih sering disebut sebagai sebuah kawasan bukan sebagai nama salah satu air terjun. Urutan nama air terjun berdasarkan penduduk lokal adalah Watu Gedhek, Watu Ondo, dan Watu Mejo yang berada di paling ujung. Berbeda pula dengan penamaan dari taman nasional, air terjun yang berada di paling ujung adalah Watu Ondo. Ah tak masalah lah dalam hal penamaan, poin yang terpenting adalah kita menjaga kebersihan tempat ini. Cukup dengan memungut sampah yang ada di jalan dan membawanya kembali ke tempat sampat adalah cara sederhana sebagai wisatawan yang berkontribusi dalam kelestarian lingkungan.
SELAMAT DATANG DI WATU ONDO
JT 2015 07May
Wah, catat ah untuk next destination. Thanks for sharing cerita jalan-jalannya.
Sama-sama
Hiks belum pernah ke meru betiri, padahal orang Jatim….aku merasa gagal 😦
Masih ada kesempatan untuk mencoba berangkat. Hehehe
air terjunnya bersih ya banyak sih sebenanrya air terju di indonesia
Sepakat !!!
Hello There. I discovered your blog using msn. This is an extremely
smartly written article. I’ll make sure to bookmark it and come back to learn more of your helpful information. Thanks for the
post. I will definitely comeback.
Thank you
Terima kasih info nya
Sama-sama