Aku ingin tersenyum dengan sederhana, seperti pertama kali mulut manusia menyebutku Watu Lumbung.
Tapi aku ingin membencimu.
Aku ingin tersenyum dengan sederhana, seperti saat Pemerintah merintis jalan padaku.
Tapi aku ingin membencimu.
Aku ingin tersenyum dengan sederhana, seperti tanaman pangan menjulang tinggi menyembunyikan gubuk petani.
Tapi aku ingin membencimu.
Aku ingin tersenyum dengan sederhana, seperti tegur sapa petani pada pejalan asing.
Tapi aku ingin membencimu.
Aku ingin tersenyum dengan sederhana, seperti bibir hujan menyumbu bumi.
Tapi aku ingin membencimu.
Aku ingin tersenyum dengan sederhana, seperti harmoni watu bolong oleh gemuruh angin laut.
Tapi aku ingin membencimu.
Aku ingin tersenyum sederhana, seperti tawa riang kawanan monyet saat mencuri jagung.
Tapi aku ingin membencimu.
Aku ingin tersenyum sederhana, seperti keramahan Ibunda Roy menyediakan kopi hangat.
Tapi aku ingin membencimu.
Aku ingin membencimu dengan sederhana, sesederhana suara keluh kesah manusia yang terjebak lumpur, sesederhana jejak manusia yang meninggalkanku.
Tapi aku ingin tersenyum.
Jember Traveler 15 31Januari
beli kamera canggih dong. foto cantik tapi blur.. seperti berembun. kbye.
Belum punya kamera canggih kak. Itu motret saat turun hujan.
pinjam bang yoseph punya!
Camera terbaik itu adalah camera yang ada di tanganmu sendiri. Hahaha
salah tu terong… kamera terbaik adalah daripada MATA mu sendiri. 😛
MATA tidak dapat menciptakan rekaman visual yang dapat dibagikan ke orang lain Kak Ros!! Hahaha…
please…. gambarmu njelei….
Pliss fokus ke tulisannya!! Hmmm