Sejarahnya pasar malam Sekaten itu gimana sih? Ini pertama kalinya aku nangkring di alun-alun Utara, dekat dengan Kraton Ngayogyakarta. Yang terpikir di otakku kalau pasar malam Sekaten itu pasti banyak makanan (maklum ini nulisnya lagi kelaparan). Selain jajanan juga ada arena bermain yang dulu aku ikuti saat masih kecil. Mumpung ada seseorang yang bisa diajak main ke sini dan lagi buntu mau kemana, ya mampir aja wes.
Beruntung cuaca cukup cerah untuk bermain di pasar malam ini. Suasananya cukup padat dan jadi lahan hijau untuk pengelola tempat parkir.
—–
Jadi bagaimana sih sejarah Sekaten di Jogja itu? Sepahamku sih pasar malam Sekaten diadakan sebulan sebelum Maulid Nabi tepatnya bulan Mulud. Cerita singkatnya sih saat jaman Wali Songo dulu, sebutan Sekaten diambil dari nama gamelan yang bernama Gamelan Kyai Sekati. Gamelan tersebut berasal dari Kerajaan Demak saat pemerintahan Raden Patah. Sunan Kalijogo membawa gamelan itu ke Ngayogyakarta tepatnya ke Masjid Agung dengan misi mengajak masyarakat yang masih menganut paham animisme dan dinamisme untuk menganut agama Islam. Sunan Kalijogo membunyikan gamelan itu untuk menarik perhatian masyarakat sambil menyebarkan agama Islam. Saat jaman itu, gamelan adalah hiburan yang lagi top trending. Jadi alun-alun menjadi ramai dengan pengunjung maupun dengan orang yang berjualan.
Konon saat puncak Sekaten, gamelan ini dikeluarkan dan diarak. Replika gamelannya yang masih bisa dimainkan, karena gamelan yang asli sudah usang berumur ratusan tahun namun tetap dikeramatkan.
—–
Pasar malam Sekaten sudah menjadi kegiatan yang berlangsung turun-temurun dan disesuaikan dengan perkembangan jaman. Antusias masyarakat masih tinggi menyambut pasar malam dari tahun ke tahunnya.
JT 14 19Des
One blogger likes this.
Thank you so much
kemarin dah ke sini tapi ngak ikut masuk ke pasar malamnya.. hanya mengintip dari gapura titik nol
Pasti wegah sama ramainya ya?? Hahaha
seru banget…
Hahaha betul!! Apalagi seru-seruan sama orang banyak.