“Pakai keju dik? Pedas?” | Dengan logat asing itulah kalimat yang kerap diucapkan seorang pria plontos menggunakan bahasa Indonesia. Dia yang sedang membuat burger untuk pembeli yang masih kecil di sebuah istana sederhana di Purwokerto.
Loh Ron!! Ngapain kamu nyasar ke Purwokerto????
*****
Berawal dari sebuah postingan yang dibuat oleh teman blogger dari Purwokerto pada bulan September 2014 yaitu http://olipeoile.wordpress.com/2014/09/20/yuk-bantu-cukup-dengan-beli-burger-bule-di-kober/ , aku mendapatkan membuat janji untuk berkunjung di Purwokerto.
Hidangan ini berada booming berkat blog tersebut hingga pada akhirnya media massa dan elektronik padat mengunjungi Pasar Kober Purwokerto untuk mewawancarai Mr Glenn. Pelanggan-pelanggan di Pasar Kober berebutan untuk mencoba donat dan burgernya. Untuk menghindari kecemburuan sosial dan rasa tidak nyaman dengan pedagang yang lainnya, Mr Glenn dengan sukarela memindahkan dagangannya ke rumah kecilnya. Padahal pedagang-pedagang yang lain bersikap biasa saja dan senang dengan keberadaan Mr Glenn.
Secara singkat, SIAPA SIH Mr Glenn? | Dia adalah seorang suami dari luar negeri yang menetap di Purwokerto, dia menjual burger untuk membiayai hidup keluarganya, istrinya mengidap kanker stadium IIB.
*****
Menjelang Maghrib aku diantar bersama Ida (teman dari Olipe) untuk mencoba burgernya. Pada saat itu ada menu baru yaitu Italian Sandwich Cheese Rp 12.000, ya aku pesan saja sekalian dengan burgernya Rp 10.000.
“Yang pesan ditulis saja di buku ini! Kalau tidak menulis, kalian akan menunggu sampai mati kelaparan tak mendapatkan burger!”, kata Mr Glenn bercelemek kuning yang membuatku tertawa.
Roti yang disajikan dibuat sendiri dan dagingnya diolah sendiri. SINGKATNYA SEMUA BAHAN BAKU DIBUAT DAN DIOLAH SENDIRI.
Pedas? | YA! | Yakin! | YA! | Jangan salahkan kami kalau kepedasan! – Itulah sekelumit percakapanku dengan Mr Glenn. Kalau aku sih doyan pedes, apalagi level pedesnya orang Jawa Timur lebih tinggi dari Jawa Tengah.
Setelah mencobanya, TERNYATA tidak terlalu pedas!!! Tuh kan apa yang aku bilang! Tapi aku akui, roti yang dibuatnya lembut di lidah hingga turun ke dalam kerongkonganku! Bahan baku pembuatan rotinya TIDAK memakai bahan pengawet sehingga tidak menjamin tahan lama. INTINYA ada makanan enak ya tinggal helep ke dalam mulut! HABISIN!!!
*****
Malam hari sekitar jam 7 malam, Olipe dan teman-teman mengajakku untuk datang kembali ke rumah Mr Glenn. | Wah ngapain lagi ke sini ya??? Makan lagi ??? | GAK lah!!
Pada malam ini kebetulan Mr Glenn yang baru saja mendapatkan donasi “paksaan” (PRINSIP Mr Glenn : tidak suka menerima sumbangan dari orang lain, karena dia memiliki tangan dan keluarga sendiri untuk berusaha mencari uang) dari sebuah komunitas. Dia membuat banyak burger dari donasi tersebut. Kami diajak untuk membagikan burger tersebut sebuah panti asuhan yang dihuni sekitar 30an anak asuh di dekat rumahnya.
Dalam hatiku berkata, “KEREN, pada saat yang berkekurangan saja masih bisa bersyukur dan beramal !!!”
TAMAT
Eh belum kelar ceritanya!!
Sesaat keluar dari panti asuhan, Mr Glenn yang membonceng Jasmine (anak Mr Glenn) dengan sepeda motor butut-nya, sedangkan aku di dekatnya juga mengendarai motor. Kebetulan Jasmine dengan polos menanyakan sebuah pertanyaan yang cukup berbobot pada Mr Glenn. | CERITANYA LAGI NGUPING!!!
Jasmine : “Mengapa kita harus berbuat baik pada orang lain?”
Mr Glenn : “Orang yang niatnya baik, nantinya dapat yang baik juga.”
So teman-teman, ini adalah salah satu perjalanan yang menarik bagiku. Mendapatkan pelajaran hidup menarik dari sebuah perjalanan yang sederhana.
“TEMUKAN PELAJARAN HIDUP PADA SEBUAH PERJALANAN YANG SEDERHANA”
TAMAT
JT 14 01N0v
Memberi bukan karena kita mampu ron, tapi karena kasih Tuhan harus selalu dibagikan..
Ada AMEN sodara?!? 😀
AMEEN!!!
Minta alamatnya Mr Glenn dumz..
Di Jalan Kober Gang Riswan. Purwokerto Barat
Statementmu yang ini “apalagi level pedesnya orang Jawa Timur lebih tinggi dari Jawa Tengah.” serasa pengen ngantem kowe nggo sandal mas….
Ayo duel mangan pedes!!! Hahaha