Pantai Payangan, begitu orang menyebutku. Aku punya 1 pulau, 3 bukit, dan 4 pantai. Letakku di Kecamatan Ambulu – Jember – Jawa Timur. Aku cantik namun aku tersisih. Aku cantik namun aku dibilang kurang menarik. Aku dipandang sebelah mata karna pasirku hitam. Namun apa kau tak melihat jika hanya disini kau bisa kusuguhkan SABANA, SUNRISE, SUNSET, SANTAI, BUKIT, KAMPUNG dan BEBATUAN menarik dalam satu tempat….
Di depanku berdiri kokoh dan terkelola meski kumuh karena sampah. Ya… PAPUMA itu tetanggaku.
Aku adalah produk wisata yang tertinggal karena tak terkelola, aku juga hidup di warga yang kurang mengerti betapa menguntungkannya jika aku dirawat dengan bersama, bahkan warga bisa berpendapatan dari aku lewat Home Stay, Kedai, atau bahkan jual ikan bakar hasil tangkapan.
Namun Aku tetap yakin kalau Aku adalah Eksotisme Pantai Selatan Jember.
Goresan Pena Pije
——
Pantai Payangan pernah kukunjungi beberapa tahun yang lalu bersama dengan pemilik hati di kala itu. Saat ini aku mengunjungi dengan beberapa sahabat dan seorang pejalan wanita dari Belgia yang singgah di Jember.
4 orang kawanan sahabat, 1 orang gadis kecil, dan bersama Tine (wanita dari Belgia) naik motor untuk mengunjungi rumah Pije. Cukup jauh jika kau jalani dengan keluh kesah, cukup menyenangkan jika kau jalani dengan senang hati demi sebuah silaturahmi dan ilmu baru. Nuansa bulan Ramadhan masih kental saat berada di rumah Pije. Beragam kue dan camilan masih tertata manis di meja tamu.
Kami diajak untuk melihat proses pembuatan tahu sederhana yang ada di dekat istana kecilnya. Tine cukup antusias saat melihat proses pembuatan tahu.
Siang hari kami bertambah menjadi 8 orang berangkat ke Pantai Payangan melewati jalur yang kurang umum. Kami melewati jalanan yang ada rel kereta milik pabrik gula Semboro. Jalanan yang cukup seru itu juga melewati bawah pohon yang cukup teduh, bahkan beberapa orang Jember kurang mengetahui jika di sana ada jalur yang seru.
Ternyata perut tidak bisa diajak untuk berkompromi menghadapi teriknya sinar matahari, di Wuluhan kami putuskan untuk menikmati rujak cingur yang ada di tepi jalan. Penjual rujak bersaudara itu cukup berotot dan kami yakini jika hidangan rujak yang seharga Rp 5.000 itu pasti enak untuk dinikmati.
Pantai Payangan sudah mulai ramai pengunjung, hal ini karena ada komunitas Jember Backpacker yang cukup gencar menyosialisasikan keindahan tempat wisata ini. Edukasi ke masyarakat akan pentingnya wisata juga dilakukan namun uluran tangan dari pemerintah masih belum menjangkau benak hati masyarakat. Penduduk di sekitar Payangan sudah mulai berbenah, tampak mereka sudah membuat tempat parkir dan tempat berteduh yang menjual makanan. Kebersihan sudah mereka perhatikan demi memikat wisatawan.
Di tepi pantai, kami mendapati Pak Cipan dan Mbak Indah yang sedang bermesraan menikmati keindahan pantai. Mereka adalah salah satu pasangan suami istri yang cukup ideal untuk dijadikan panutan dalam berumah tangga. Semoga Tuhan memberkati pasangan ini terus langgeng hingga akhir hayatnya.
Mereka memutuskan untuk bergabung dengan kami menikmati keindahan Pantai Payangan. Seperti ini keceriaan kami sambil menikmati matahari yang akan turun dari singgasananya.
Seseorang akan merindukan kampung halaman jika ia berada di tempat yang jauh dan lama untuk kembali pulang. Rasa itu kutemui ketika sudah lama tidak pulang ke Jember. Berkumpul bersama dengan keluarga dan sahabat terdekat akan menambah kehangatan hati yang sudah lama membeku diterjang ganasnya tanah perantauan. Mereka adalah sekelumit definisi dari sebuah kata rumah yang nyaman.
Pantai Payangan membantuku untuk menemukan makna kata rumah.
JT 14 31July
Sunsetnya keren! 😮
Itu sunset ciptaan Tuhan yang perlu kita nikmati. ^_^
Waaah…. jadi pengin kesana! Kapan ya aku bisa ke jember? Hmmm….. *lirikkalenderdantabungan
Silakan mbak. Murah kok ke Pantai Payangannya. Cuma bayar parkir aja Rp 2.000. Sangat murah untuk mendapatkan pemandangan yang banyak.
Pantainya keren
Keren tapi kurang seberapa terpublikasi
Puisinnya keren
Terima kasih mbak ^_^
wah..gan kapan2 boleh dong kopdar..saya juga dari jember,,kebetulan baru belajra traveling (saya lebih suka nyebut jalan-jalan hehehe ),,butuh banyak saran… ini blog saya gan http://nomad-indonesia.blogspot.com/
Saya juga baru belajar mas. Yuk kita belajar bersama-sama. Nanti saya kabari kalau mudik ke jember lagi mas.
Mbak?? Hey, panggil cici ya, tolong.. Ahahahaa
Eh koq gw komen disini sih. Maap, salah..
Komen di mana aja boleh kok mbak tante cici.
6 Th ninggalin jember..tnyata tambah keren yah..
Kapan kembali ke Jember ?
keren banget lho pantainya
Betul kak
Pingback: PANTAI PAYANGAN – EKSOTISME PANTAI SELATAN JEMBER | it just me :D·
Boleh minta alamat kontaknya? Kira-kira di bulan Oktober saya ingin berkunjung ke Jember, siapa tau bisa menjadi teman perjalanan dalam meng-explore Jember 🙂
Bisa kirim kontaknya ke email aaronsetiawan@yahoo.com
Nanti aku hubungi.
Elf bisa gk msuk kesana
Bisa
Saya udah pernah ke Payangan, tp siang hari.
Pgn kemping & mnikmati suasana malam hari di Payangan.. apa ada izin khusus klo mau kemping disana ya? 🙂
Tidak perlu izin khusus. Cuma lapor saja ke ketua RT / RW. Keamanan ditanggung sendiri meskipun relatif sudah aman.
Terharu setelah membaca ;-(
di satu sisi juga senang dengan ada nya wisata di jember:-*
Hehe curhatan orang yang baru mudik tuh
Tempat bersih,, ramai,, gratis untuk tiket,,pedagang ramah,, penjaga tiket untuk naik bukit ramah bangett apalagi biaya juga murah,, dan yap! Tempatnya bagus bangettt ga nyesel pernah kesana,, insyaallah tahun depan mau kesana lagi dan ngajak keluarga liburan 🙂