Masih di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Pada saat kami berada di kawasan parkiran kompleks percandian, saya tidak tahu dan tidak memiliki gambaran apa sih kompleks Percandian Arjuna. Ada apa saja di sana? Apa yang menarik dan misteri apa yang ada di sana? Ya sudahlah saya beli sebotol air mineral dulu di warung dekat parkiran. Glegekk glegekk glegek… Cukup lega minum air mineral setelah beberapa waktu mengendarai motor menjelang siang hari.
Kami menuruni undak – undak kecil dan berjalan menyusuri jalan kecil yang sudah dibangun dengan baik sehingga memudahkan pengunjung yang ingin memasuki kawasan percandian. Pepohonan di pinggir jalan yang tertata dengan rapi menambah kesejukan wisatawan yang berkunjung.
Kami langsung memasuki kawasan percandian Arjuna. Sepintas saya bingung kok masuknya tanpa membayar tiket masuk. Padahal kawasan ini bagus dan terawat dengan baik. Tampak di sekitar kompleks, ada beberapa sawah yang menanam sayur mayur dan buah – buahan. Begitulah seharusnya suatu kawasan wisata, harus memberikan manfaat yang baik untuk ekonomi masyarakat sekitar tanpa mengganggu aktivitas perekonomian.
Kompleks percandian Hindu ini terdiri oleh beberapa candi yaitu Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, Candi Sembadra, dan ada pula Candi Semar yang ada tepat di depan Candi Arjuna. Penamaan candi ini diambil dari nama – nama wayang dari cerita Baratayuda yang berasal dari naskah cerita dengan tulisan Jawa Kuno karangan Mpu Sedah atas perintah Raja Jayabaya dari Kerajaan Kediri. Kisah itu merupakan cerita kiasan yang menggambarkan perang saudara antara Kerajaan Kediri dengan Kerajaan Jenggala yang sama – sama dari keturunan Raja Erlangga. Perang saudara itu diceritakan seolah – olah seperti Kitab Mahabarata karangan Vyasa yang berasal dari India. Konon katanya perang Mahabarata ini bukan terjadi di India melainkan di dataran Dieng. Huwaaa saya bingung cerita yang bener yang mana nih??? Hening sejenak, saya cuma mengambil ceritanya yang seru daripada mencari keaslian cerita.
Kami duduk beristirahat sebentar kemudian mengambil beberapa gambar dari kompleks pencandian ini. Sudah selesai???? Beluuummm!!! Setting timer pada kamera dan…. kita narsis bersama. Let’s jump!!! Shot!!
Kami kembali menuju tempat parkir. Di tengah perjalanan, ada dua orang petugas yang menghampiri pada saat kami bercanda gurau. Kedua petugas itu ternyata sedang menarik tiket masuk. Yaaahhh kirain gratis ternyata mbayar, ya sudahlah tidak apa – apa. Pada saat Alif ditarik tiket masuk, dia hanya berkata bahwa berasal dari desa sekitar sehingga tidak ditarik tiket masuk. Sebuah kesan positif yang saya dapat, ternyata penduduk lokal yang mengantar wisatawan dari luar kota mendapat penghargaan yang lebih meskipun hanya dengan tiket masuk gratis.
Pada saat di parkiran, saya menyempatkan diri untuk melihat Candi Gatotkaca yang ada di dekat sana. Seperti cerita perang saudara antara Pandawa dan Kurawa, posisi Gatotkaca tidak jauh dari Arjuna. Cukup sekian cerita tentang wisata di Dieng? Belum… Masih ada beberapa kisah saya di Dieng. Tunggu saja kelanjutannya.
12 JT 19 08
keren om tulisanya, buat referensi teman-teman yang mau ke dieng.
Terima kasih ya mbak